Kegunaan Profil Pelajar Pancasila; Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya menerjemahkan tujuan dan visi
pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh
pemangku kepentingan pendidikan.
Rumusan Profil Pelajar Pancasila dibuat dengan tujuan sebagai kompas
bagi pendidik dan Pelajar Indonesia. Segala pembelajaran, program, dan
kegiatan di satuan pendidikan bertujuan akhir ke Profil Pelajar Pancasila.
Penerapan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran
dengan kurikulum Sekolah Penggerak;
Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun
dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar melalui
budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun
ekstrakurikuler.
Penerapan Profil Pelajar Pancasila melalui Budaya
Sekolah;
Profil Pelajar Pancasila diterapkan melalui Budaya Sekolah meliputi: Iklim
sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang
berlaku di sekolah.
Penerapan Profil Pelajar Pancasila melalui Pembelajaran
Intrakurikuler;Profil Pelajar Pancasila diterapkan melalui pembelajaran intrakurikuler
meliputi: Muatan Pelajaran Kegiatan/pengalaman belajar.
Penerapan Profil Pelajar Pancasila melalui Pembelajaran
Intrakurikuler, yaitu
Profil Pelajar Pancasila diterapkan melalui pembelajaran berbasis projek
yang kontekstual dan interaksi dengan lingkungan sekitar.
Penerapan Profil Pelajar Pancasila melalui Pembelajaran
Ekstrakurikuler, yaitu
Profil Pelajar Pancasila diterapkan melalui pembelajaran ekstrakurikuler
kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat.
Tahapan-tahapan dalam mengelola projek penguatan Profil
Pelajar Pancasila;
Penting bagi siswa belajar lintas mata pelajaran berbasis projek. Namun
demikian, pembelajaran berbasis projek saat ini belum menjadi kebiasaan
dikebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan
pusat.
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari
pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler) agar siswa memiliki
lebih banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal,
less structured, more interactive, engaged in community).
Beban kerja guru perlu dipertahankan (tidak dikurangi) sehingga alokasi
waktu 1 mata pelajaran “terbagi” 2, intrakurikuler dan kokurikuler (projek
penguatan PPP).
Fondasi kegiatan utama pada Mata Pelajaran;
Semua mapel wajib di SD dan SMP serta mapel fondasi di SMA terdiri dari
dua kegiatan utama, yaitu: Kegiatan pembelajaran regular (intrakurikuler)
dan projek Profil Pelajar Pancasila (ko-kurikuler).
Pengertian Projek Profil Pelajar Pancasila;
Projek Profil Pelajar Pancasila adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan
tematik (webbed). Webbed atau unit pembelajaran tematik : Mata pelajaran dirangkai atau dipadu dengan menggunakan satu
tema. Pengetahuan dan keterampilan dari masing-masing mata pelajaran
dapat diuraikan.
Pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) yang dipelajari dari setiap
mata pelajaran berpadu dan melebur, tidak dipisahkan lagi mana yang
merupakan bagian dari mapel Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, dsb.
Yang perlu disiapkan untuk dapat menerapkan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah (a) Guru: Pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi guru dan Pengaturan
agar alokasi jam mengajar guru tetap sama; (b) Pengelolaan waktu dan kegiatan: Menyiapkan sistem dari
perencanaan hingga penilaian, Sistem pendokumentasian projek
untuk dapat digunakan sebagai portofolio, dan Kolaborasi dengan
narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas,
praktisi; (c)Kemendikbud: Menentukan tema* untuk setiap projek yang
diimplementasi di satuan pendidikan.: (d) Pemerintah daerah dan Satuan Pendidikan: Merancang muatan lokal
berupa projek berdasarkan tema yang ditetapkan, Mengembangkan
menjadi topik yang lebih spesifik dan kontekstual di satuan pendidikan.
Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan;
Tujuh Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan diantaranya:
a. Perubahan Iklim Global
b. Kearifan Loka.
c. Bhinneka Tunggal Ika
d. Bangunlah Jiwa dan Raganya
e. Suara demokrasi
f. Berekayasa dan Berteknologi untuk membangun NKRI
g. Kewirausahaan
Tahapan sekolah dalam menerapkan Pembelajaran
Berbasis Projek adalah
(a) Tahap awal
1) Sekolah belum pernah melaksanakan Pembelajaran Berbasis
Proyek.
2) Konsep pembelajaran berbasis projek baru diketahui guru.
3) Sekolah fokus menjalankan projek secara internal (tidak
melibatkan pihak luar).
(b) Tahap berkembang
1) Sekolah sudah pernah menjalankan pembelajaran berbasis
projek.
2) Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami sebagian
guru.
3) Sekolah mulai melibatkan pihak di luar sekolah untuk membantu
salah satu aktivitas projek.
(c) Tahap lanjutan
1) Pembelajaran berbasis projek sudah menjadi kebiasaan sekolah.
2) Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami semua
guru.
3) Sekolah sudah menjalin kerjasama dengan pihak mitra di luar
sekolah agar dampak projek dapat diperluas dan direplikasi
secara berkelanjutan.
Waktu dan durasi pelaksanaan tema projek;
a. Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap tema projek yang dipilih
dapat disesuaikan dengan pembahasan tema.
b. Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung
tujuan dan kedalaman eksplorasi tema. Jika sekolah bertujuan untuk
memberikan dampak sampai pada lingkungan di luar sekolah maka
bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih
lama.
c. Sekolah diharapkan dapat mengatur jadwal belajar yang membuka
ruang untuk kolaborasi mengajar antar guru dari mata pelajaran yang
berbeda.
Tahapan sekolah dalam menentukan waktu dan durasi
pelaksanaan tema projek adalah a. Tahap awal
Setiap tema dilakukan dengan jadwal belajar yang seragam untuk
semua kelas. b. Tahap berkembang
Setiap tema dilakukan dengan jadwal belajar yang seragam per 2-3
kelas. c. Tahap lanjutan
Setiap kelas dapat memilih waktu pelaksanaan projek yang berbeda
(Waktu pelaksanaan dapat ditentukan sendiri oleh masing-masing
kelas).
Pengajaran yang sesuai dengan capaian atau tingkat
kemampuan:
a. Merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan
capaian atau kemampuan peserta didik. Seringkali disebut juga
sebagai Teaching at the Right Level (TaRL).
b. Pendekatan pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkatan kelas.
c. Pembelajaran dibuat disesuaikan dengan capaian, tingkat
kemampuan, kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian
pembelajaran yang diharapkan.
d. Ini adalah bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan
KiHadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian,tingkat
kemampuan, kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk
merancang pembelajaran, maka kita melakukan segala upaya kita
untuk berpusat pada peserta didik.
Pengajaran yang sesuai dengan capaian atau tingkat
kemampuan sebagai berikut : a. Tujuan pengajaran dengan menggunakan pendekatan ini adalah
penguatan kemampuan numerasi dan literasi pada peserta didik, serta
pengetahuan pada mata pelajaran yang menjadi capaian
pembelajaran.
b. Peserta didik tidak terikat pada tingkatan kelas. Namun dikelompokkan
berdasarkan fase perkembangan ataupun sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik yang sama.
c. Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut mempunyai capaian
pembelajaran yang harus dicapai. Proses pembelajaran peserta didik
akan disusun mengacu pada capaian pembelajaran tersebut, namun
disesuaikan dengan karakteristik, potensi, kebutuhan peserta didiknya. d. Kemajuan hasil belajar akan ditentukan berdasarkan evaluasi
pembelajaran.Peserta didik yang belum mencapai capaian
pembelajaran di fasenya, akan mendapatkan pendampingan oleh
pendidik untuk bisa mencapai capaian pembelajarannya.( Sumber: Materi Pelatihan Sekolah Penggerak)
Lokasi:
Berbagi :
Posting Komentar
untuk "KURIKULUM PARADIGMA BARU DAN PROYEK PROFIL PELAJAR PANCASILA (3)"
Posting Komentar untuk "KURIKULUM PARADIGMA BARU DAN PROYEK PROFIL PELAJAR PANCASILA (3)"